ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI HEART DISEASE
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi adalah peninggian tekanan darah di atas
normal. Ini termasuk golongan penyakit yang terjadi akibat suatu mekanisme
kompensasi kardiovaskuler untuk mempertahankan metabolisme tubuh agar berfungsi
normal. Apabila hipertensi tidak terkontrol akan menyebabkan kelainan pada
organ-organ lain yang berhubungan dengan sistem-sistem tersebut. Semakin tinggi
tekanan darah lebih besar kemungkinan timbulnya penyakit-penyakit
kardiovaskuler secara premature1. Sejumlah 85-90% hipertensi tidak diketahui
penyebabnya atau disebut hipertensi primer (hipertensi esensial atau
idiopatik). Hanya sebagian kecil hipertensi yang dapat ditetapkan penyebabnya
(hipertensi sekunder). Tidak ada data akurat mengenai prevalensi hipertensi
sekunder dan sangat tergantung dimana angka itu diteliti. Diperkirakan terdapat
sekitar 6% pasien hipertensi sekunder sedangkan di pusat rujukan dapat mencapai
sekitar 35%. Hampir semua hipertensi sekunder didasarkan pada 2 mekanisme yaitu
gangguan sekresi hormon dan gangguan fungsi ginjal. Pasien hipertensi sering
meninggal dini karena komplikasi jantung (yang disebut sebagai penyakit jantung
hipertensi). Juga dapat menyebabkan syok, gagal ginjal, gangguan retina mata.
Peningkatan tekanan darah yang lama
dan tidak terkontrol dapat menyebakan bermacam-macam perubahan pada struktur
miokardial, vaskuler koroner, dan sistem konduksi dari jantung. Perubahan ini
dapat menyebabkan hipertrofi ventrikel kiri (LVH) , penyakit arteri koroner,
kelainan system konduksi, dan disfungsi sistolik dan diastolic dari miokardium,
yang biasanya secara klinis tampak sebagai angina atau infark miokard, aritmia
(khususnya atrial fibrilasi), dan gagal jantung kongestif (CHF).
B. Rumusan
masalah
1. Bagaimanakah
Konsep Dasar Penyakit dari Hipertensi Heart Disease?
2. Bagaimanakah
Konsep dasar Asuhan keperawatan pada pasien dengan Hipertensi Heart
Disease?
C. Tujuan
1. Mengetahui
Konsep Dasar Penyakit dari Hipertensi Heart Disease
2. Mengetahui
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Hipertensi Heart
Disease
D. Metode
Penulisan
1. Metode
Penelusuran melalui internet
2. Metode
Kajian Pustaka
BAB II
PEMBAHASAN
Konsep Dasar
Penyakit
A.Pengertian
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah
persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya
diatas 90 mmHg.( Smith Tom, 1995 )
Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan
tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan
diastolik sama atau lebih besar 95 mmHg ( Kodim Nasrin, 2003 ).
Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan
diastoliknya antara 95 – 104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya
antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115
mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolik karena
dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik ( Smith Tom, 1995 ).
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi atau istilah
kedokteran menjelaskan hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan
pada mekanisme pengaturan tekanan darah (Mansjoer,2000 : 144)
Hipertensi adalah keadaan menetap tekanan sistolik
melebih dari 140 mmHg atau tekanan diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg.
Diagnostik ini dapat dipastikan dengan mengukur rata-rata tekanan darah pada 2
waktu yang terpisah (FKUI, 2001 : 453)
Patologi utama pada hipertensi adalah peningkatan
tekanan vesikalis perifer arterior (Mansjoer, 2000 : 144)
Hipertensi heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk
menyebutkan penyakit jantung secara keseluruhan, mulai dari left ventricle
hyperthrophy (LVH), aritmia jantung, penyakit jantung koroner, dan penyakit
jantung kronis, yang disebabkan karena peningkatan tekanan darah, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
A. Etiologi/Penyebab
ü Hipertensi
berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu : ( Lany
Gunawan, 2001 )
1. Hipertensi
essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya.
2. Hipertensi
sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.
Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita
hipertensi, sedangkan 10 % sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder.
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data
penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya
hipertensi.
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang
spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau
peningkatan tekanan perifer.
ü Namun
ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
·
Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan
eksresi atau transport Na.
·
Obesitas: terkait dengan level insulin yang
tinggi yang mengakibatkan tekanan darah meningkat.
·
Stress karena Lingkungan.
·
Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada
orang tua serta pelebaran pembuluh darah.
ü Penyebab
hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan –
perubahan pada :
·
Elastisitas dinding aorta menurun
·
Katub jantung menebal dan menjadi kaku
·
Kemampuan jantung memompa darah menurun
1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
·
Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
·
Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
ü Meskipun
hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data
penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya
hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan
memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya
adalah penderita hipertensi.
b. Ciri
perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
· Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
· Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
·
Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
c. Kebiasaan
hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
· Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )
· Kegemukan atau makan berlebihan
· Stress
· Merokok
· Minum alkohol
· Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
Sedangkan penyebab
hipertensi sekunder adalah :
a. Ginjal
a. Ginjal
· Glomerulonefritis
· Pielonefritis
· Nekrosis tubular akut
· Tumor
b. Vascular
· Aterosklerosis
· Hiperplasia
· Trombosis
· Aneurisma
· Emboli kolestrol
· Vaskulitis
c. Kelainan
endokrin
· DM
· Hipertiroidisme
· Hipotiroidisme
d. Saraf
· Stroke
· Ensepalitis
· SGB
e. Obat –
obatan
· Kontrasepsi oral
· Kortikosteroid
B. Patofisiologi
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi
ventrikel kiri yang terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap
tahanan pembuluh darah perifer dan beban akhir ventrikel kiri. Faktor yang
menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan lamanya peningkatan
diastole. Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-adrenal
yang meningkat dan peningkatan aktivasi system renin-angiotensin-aldosteron
(RAA) belum diketahui, mungkin sebagai penunjang saja. Fungsi pompa ventrikel
kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi dan
terjadinya aterosklerosis primer.
Pada stadium permulaan hipertensi, hipertrofi yang terjadi adalah
difus (konsentrik). Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel
kiri. Pada stadium selanjutnya, karena penyakir berlanjut terus, hipertrofi
menjadi tak teratur, dan akhirnya eksentrik, akibat terbatasnya aliran darah
koroner. Khas pada jantung dengan hipertrofi eksentrik menggambarkan
berkurangnya rasio antara massa dan volume, oleh karena meningkatnya volume
diastolik akhir. Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara menyeluruh
fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi), peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung. Hal-hal yang memperburuk
fungsi mekanik ventrikel kiri berhubungan erat bila disertai dengan
penyakit jantung koroner.
ü Faktor
Koroner
Walaupun tekanan perfusi koroner meningkat, tahanan pembuluh koroner
juga meningkat. Jadi cadangan aliran darah koroner berkurang.
Perubahan-perubahan hemodinamik sirkulasi koroner pada hipertensi berhubungan
erat dengan derajat hipertrofi otot jantung.
Ada 2 faktor utama penyebab penurunan cadangan aliran darah koroner,
yaitu:
1) penebalan arteriol koroner, yaitu bagian dari hipertrofi
umum otot polos pembuluh darah resistensi arteriol (arteriolar resistance
vessels) seluruh badan. Kemudian terjadi retensi garam dan air yang
mengakibatkan berkurangnya compliance pembuluh-pembuluh ini dan mengakibatkan
tahanan perifer;
2) hipertrofi yang meningkat mengakibatkan kurangnya kepadatan
kepiler per unit otot jantung bila timbul hipertrofi eksentrik. Peningkatan
jarak difusi antara kapiler dan serat otot yang hipertrofik menjadi factor
utama pada stadium lanjut dari gambaran hemodinamik ini.
Jadi, faktor koroner pada hipertensi berkembang menjadi akibat
penyakit, meskipun tampak sebagai penyebab patologis yang utama dari gangguan
aktifitas mekanik ventrikel kiri.
C. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi : (Menurut :
Edward K Chung, 1995 )
1. Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat
dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri
oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan
pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
2. Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala
terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam
kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang
mencari pertolongan medis.
D. Klasifikasi
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan
rekomendasi dari “The Sixth Report of The Join National Committee,
Prevention, Detection and Treatment of High Blood Pressure “ (JNC – VI, 1997) sebagai
berikut :
No
|
Kategori
|
Sistolik(mmHg)
|
Diastolik(mmHg)
|
1.
|
Optimal
|
<120
|
<80
|
2.
|
Normal
|
120 – 129
|
80 – 84
|
3.
|
High Normal
|
130 – 139
|
85 – 89
|
4.
|
Hipertensi
|
||
Grade 1 (ringan)
|
140 – 159
|
90 – 99
|
|
Grade 2 (sedang)
|
160 – 179
|
100 – 109
|
|
Grade 3 (berat)
|
180 – 209
|
100 – 119
|
|
Grade 4 (sangat berat)
|
>210
|
>120
|
E. Penatalaksanaan
Pengobatan pasien dengan penyakit jantung hipertensi terbagi dalam
dua kategori—pengobatan dan pencegahan tekanan darah yang tinggi dan pengobatan
penyakit jantung hipertensi. Tekanan darah ideal adalah kurang dari 140/90 pada
pasien tanpa penyakit diabetes dan penyakit ginjal kronik dan kurang dari
130/90 pada pasien dengan penyakit diatas.
Berbagai macam strategi pengobatan penyakit jantung hipertensi :
Berbagai macam strategi pengobatan penyakit jantung hipertensi :
a. Pengaturan
Diet
Berbagai studi menunjukkan bahwa diet dan pola hidup sehat dan atau
dengan obat-obatan yang menurunkan gejala gagal jantung dan bisa memperbaiki
keadaan LVH.
Beberapa diet yang dianjurkan:
·
Rendah garam,beberapa studi menunjukan bahwa diet
rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.Dengan
pengurangan komsumsi garam dapat mengurangi stimulasi system renin-angiotensin
sehingga sangat berpotensi sebagai anti hipertensi.Jumlah intake sodium yang
dianjurkan 50–100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per hari.
·
Diet tinggi potassium,dapat menurunkan tekanan darah
tapi mekanismenya belum jelas.Pemberian Potassium secara intravena dapat
menyebabkan vasodilatasi,yang dipercaya dimediasi oleh nitric oxide pada
dinding vascular.
·
Diet kaya buah dan sayur.
·
Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya
jantung koroner.
·
Tidak mengkomsumsi Alkohol.
b. Olahraga
Teratur
Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda
bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan dapat memperbaiki keadaan
jantung. Olaharaga isotonik dapat juga bisa meningkatkan fungsi endotel,
vasodilatasi perifer, dan mengurangi katekolamin plasma.
Olahraga teratur selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam
satu minggu sangat dinjurkan untuk menurunkan tekanan darah.
c.
Penurunan Berat Badan
Pada beberapa studi menunjukkan bahwa obesitas berhubungan dengan
kejadian hipertensi dan LVH. Jadi penurunan berat badan adalah hal yang sangat
efektif untuk menurunkan tekanan darah.
Penurunan berat badan (1kg/minggu) sangat dianjurkan. Penurunan
berat badan dengan menggunakan obat-obatan perlu menjadi perhatian khusus
karena umumnya obat penurun berat badan yang terjual bebas mengandung
simpatomimetik,sehingga dapat meningkatan tekanan darah, memperburuk angina
atau gejala gagal jantung dan terjainya eksaserbasi aritmia.
Menghindari obat-obatan seperti NSAIDs, simpatomimetik, dan MAO yang
dapat meningkatkan tekanan darah atau menggunakannya dengan obat
antihipertesni.
d.
Farmakoterapi
Pengobatan hipertensi atau penyakit jantung hipertensi dapat
menggunakan berbagai kelompok obat antihipertensi seperti thiazide,
beta-blocker dan kombinasi alpha dan beta blocker, calcium channel blockers,
ACE inhibitor, angiotensin receptor blocker dan vasodilator seperti
hydralazine. Hampir pada semua pasien memerlukan dua atau lebih obat
antihipertensi untuk mencapai tekanan darah yang diinginkan.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
2. Pemeriksaan retina
3.Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti
ginjal dan jantung
4. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
5. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
6. Pemeriksaan; renogram, pielogram intravena arteriogram renal,
pemeriksaan fungsi
ginjal terpisah dan penentuan kadar urin
7. Foto dada dan CT scan.
G. Komplikasi
Meningkatnya tekanan darah seringkali merupakan satu-satunya
gejala pada hipertensi essensial. kadang-kadang hipertensi essensial berjalan
tanpa gejala dan baru timbul gejala setelah komplikasi pada organ sasaran
seperti pada ginjal, mata,otak, dan jantung.Gejala-gejala seperti sakit kepala,
mimisan, pusing, migrain sering ditemukan sebagai gejala klinis hipertensi
essensial.
Pada survei hipertensi di Indonesia tercatat
gejala-gejala sebagai berikut:
pusing, mudah marah, telinga berdengung, mimisan(jarangan), sukar tidur, sesak nafas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, dan mata berkunang-kunang.
pusing, mudah marah, telinga berdengung, mimisan(jarangan), sukar tidur, sesak nafas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, dan mata berkunang-kunang.
Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai
adalah:
gangguan penglihatan, gangguan saraf, gagal jantung,gangguan fungsi ginjal, gangguan serebral (otak), yang mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan, gangguan kesadaran hingga koma, sebelum bertambah parah dan terjadi komplikasi serius seperti gagal ginjal, serangan jantung, stroke, lakukan pencegahan dan pengendalian hipertensi dengan merubah gaya hidup dan pola makan. beberapa kasus hipertensi erat kaitannya dengan gaya hidup tidak sehat. seperti kurang olah raga, stress, minum-minuman, beralkohol, merokok, dan kurang istirahat. kebiasaan makan juga perlu diqwaspadai. pembatasan asupan natrium (komponen utama garam), sangat disarankan karena terbukti baik untuk kesehatan penderita hipertensi.
gangguan penglihatan, gangguan saraf, gagal jantung,gangguan fungsi ginjal, gangguan serebral (otak), yang mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan, gangguan kesadaran hingga koma, sebelum bertambah parah dan terjadi komplikasi serius seperti gagal ginjal, serangan jantung, stroke, lakukan pencegahan dan pengendalian hipertensi dengan merubah gaya hidup dan pola makan. beberapa kasus hipertensi erat kaitannya dengan gaya hidup tidak sehat. seperti kurang olah raga, stress, minum-minuman, beralkohol, merokok, dan kurang istirahat. kebiasaan makan juga perlu diqwaspadai. pembatasan asupan natrium (komponen utama garam), sangat disarankan karena terbukti baik untuk kesehatan penderita hipertensi.
Dalam perjalannya penyakit ini termasuk penyakit kronis
yang dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi antara lain :
a. Stroke
b. Gagal jantung
c. Gagal Ginjal
d. Gangguan pada Mata
I.KONSEP DASAR
ASUHAN KEPERAWATAN
1.Pengkajian
A. Aktivitas/ Istirahat
§ Gejala :
kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
§ Tanda
:Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
B. Sirkulasi
§ Gejala
:Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan
penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi,perspirasi.
§ Tanda
:Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,radialis, tikikardi,
murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis,kulit pucat, sianosis, suhu
dingin (vasokontriksi perifer) pengisian kapiler mungkin lambat/ bertunda.
C. Integritas Ego
§ Gejala
:Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, faktor stress multiple(hubungan,
keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.
§ Tanda
:Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continue perhatian,tangisan
meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.
D. Eliminasi
§ Gejala :
Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat penyakit ginjal
pada masa yang lalu).
F. Makanan/cairan
§ Gejala:
Maanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak serta kolesterol,
mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini(meningkat/turun) Riwayat
penggunaan diuretik
§ Tanda: Berat
badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria.
G. Neurosensori
§ Genjala:
Keluhan pening /pusing,sakit kepala,subojksipital (terjadi saat bangun dan
menghilangkan secara spontan setelah beberapa jam) Gangguan penglihatan
(diplobia, penglihatan kabur,epistakis).
§ Tanda: Status
mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara,efek, proses pikir,
penurunan keuatan genggaman tangan.
H. Nyeri/ ketidaknyaman
§ Gejala:
Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakitkepala.
I. Pernafasan
§ Gejala:
Dispnea yang berkaitan dari aktivitas /kerja takipnea,ortopnea,dispnea, batuk
dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
§ Tanda:
Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan buny inafas tambahan
(krakties/mengi), sianosis.
J. Keamanan
§ Gejala:
Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural
2.Diagnosa Keperawatan
- Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular
- Intoleran aktivitas b.d kelemahan umum ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
- Nyeri ( sakit kepala ) b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral
- Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d masukan berlebih
- Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang proses penyakit dan perawatan diri
3. Perencanaan
Keperawatan
Dx 1 : Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d
peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan klien mau
berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD/beban kerja jantung dengan
KH :
- TD dalam rentang individu yang dapat diterima
- Irama dan frekuensi jantung stabil dalam rentang normal
|
-Pantau TTD
-Catat keberadaan,kualitas denyutan sentraldan perifer
-Auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas
-Amati warna kulit,kelembaban,suhu,dan masa pengisian kapiler
-Catat edema umum/tertentu
-Berikan lingkungan tenang dan nyaman,kurangi aktivitas/keributan
lingkungan .batasi jumlah pengunjung dan lamanya tinggal.
-Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditempat
tidur/kursi;jadwal periode istirahat tanpa gangguan;bantu pasien melakukan
perawatan diri sesuai kebutuhan.
-Lakukan tindakan-tindakan nyaman seperti pijatan punggung dan
leher,miringkan kepala di tempat tidur.
-Anjurkan tehnik relaksasi,panduan imajinasi ,aktivitas
pengalihan.
-Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah
|
-Perbandingan dari tekanan memberikan gambaran yang lebih lengkap
tentang keterlibatan/bidang masalah vascular.
-Denyutan karotis,jugularis,radialis dan femolarismungkin
teramati/terpalpasi.Denyut pada tungkai mungkin menurun,mencerminkan efek
dari vasokontriksi(peningkatan SVR) dan kongesti vena.
-S4 umumnya terdengar pada pasien hipertensi berat karena
adanya hipermetrofi atrium(peningkatan volume/tekananatrium)Perkembangan S3
menunjukkan hipertrofi ventrikel dan kerusakan fungsi,adanya krakles,mengi
dapat mengindikasikan kongesti paru skunder terhadap terjadinya atau gagal
ginjal kronik.
-adanya pucat,dingin,kulit lembab dan masa pengisian kapiler
lambat mungkin berkaitan dengan vasokontriksi atau mencerminkan
dekompensasi/penurunan curah jantung
-Dapat mengindikasikan gagal jantung,kerusakan ginjal atau
vascular.
-Membantu untuk menurunkan rangsang simpatis;meningkatkan
relaksasi
-Menurunkan stress dan ketegangan yang mempengaruhi tekanan darah
dan perjalanan penyakit hipertensi.
-Mengurangiketidaknyamanan dan dapat menurunkan rangsang simpatis.
-Dapat menurunkan rangsangan yang menimbulkan stress,membuat efek
tenang,sehingga menurunkan TD.
-Respon terhadap terapi obat “stepeed”(yang terdiri atas
diuretic.inhibitorsimpatis dan vasodilator)tergantung pada individu dan efek
sinergis obat.karena efek samping tersebut,maka penting untuk menggunakan
obat dalam jumlah paling sedikit dan dosis paling rendah.
|
Dx 2 : Intoleran aktivitas b.d kelemahan umum ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan klien klien mampu
melakukan aktivitas yang ditoleransi KH :
-Klien berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan
-melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat
diukur
-menunjukkan penurunan dalam tanda – tanda intoleransi fisiologi
|
-Kaji respon klien terhadap aktivitas,perhatian frekuensi nadi
lebih dari20 X per menit di atas frekuensi istirahat ;peningkatan TD yang
nyata selama/sesudah aktivitas,dispnea,nyeri dada;keletihan dan
kelemahan yang berlebihan;diaphoresis;pusing atau pingsan.
-Intruksikan pasien tentang tehnik penghematan energi,mis;
menggunakan kursi saat mandi,duduk saat menyisir rambut atau menyikat
gigi,melakukan aktifitas dengan perlahan.
-Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas/perawatan diri
bertahap jika dapat ditoleransi .berikan bantuan sesuai kebutuhan.
|
-menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji respons fisiologi
terhadap stres aktivitas dan bila ada merupakan indikator dari kelebihan
kerja yang berkaitan dengan tingkat aktivitas.
-Tehnik menghemat energi mengurangi penggurangan energy juga
membantu keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
-kemajuan aktifitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung
tiba- tiba.memberikan bantuan hanya sebatas kebutuhan akan mendorong
kemandirian dalam melakukan aktivitas.
|
Dx 3 : Nyeri ( sakit kepala ) b.d peningkatan tekanan
vaskuler serebral
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan nyeri berkurang
dengan KH :
-Klien melaporkan nyeri/ketidaknyamanan hilang/terkontrol
|
-mempertahankan tirah baring selama fase akut
-berikan tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kepala
mis; kompres dingin pada dahi,pijat punggung dan leher,tenang,redupkan lampu
kamar lampu kamar,tehnik relaksasi(panduan imajinasi,diktraksi) dan aktifitas
waktu senggang.
-Hilangkan/minimalkan aktivitas vasokontriksi yang dapat
meningkatkan sakit kepala mis; mengejan saat BAB,batuk panjang dan
membungkuk.
-Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan
-berikancairan,makanan lunak,perawatan mulut yang teratur bila
terjadi pendarahan hidung atau kompres hidung telah dilakukan untuk
menghentikan pendarahan
-kolaborasi pemberian obat analgesik,
- kolaberasi pemberian obat Antiansietas mis;
lorazepanm(ativan),diazepam,(valium)
|
-meminimalkan stimulasi/meningkatkan relaksasi
-tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler serebral dan yang
memperlambat/memblok respon simpatis efektif dalam menghilangkan sakit kepala
dan komplikasinya.
-Aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit
kepala pada adanya peningkatan tekanan vascular serebral.
-pusing dan penglihatan kabur sering berhubungan dengan sakit
kepala.pasien juga dapat mengalami episode hipotensi postural.
-meningkatkan kenyamanan umum.kompres hidung dapat mengganggu proses
menelan atau membutuhkan napas dengan mulut ,menimbulkan stagnasi sekresi
oral dan mengeringkan membrane mukosa.
-munurunkan/mengontrol nyeri dan menurunkan rangsang system saraf
simpatis.
-dapat mengurangi ketegangan dan ketidaknyamanan yang diperberat
oleh stress.
|
Dx 4 : Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d masukan berlebih
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan nutrisi klien
cukup/optimal sesuai kebutuhan dengan KH :
- Berat badan klien dalam batas ideal
|
-Kaji pemahaman pasien tentang hubungan langsung antara hipertensi
dan kegemukan
-Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi masukan
lemak,garam,dan gula,sesuai indikasi.
|
-kegemukan adalah resiko tambahan pada tekanan darah tinggi karena
disproporsi antara kapasitas aorta dan peningkatan curah jantung berkaitan
dengan peningkatan massa tubuh.
-Kesalahan kebiasaan makan makan menujang terjadinya ateroskerosis
dan kegemukan.
|
Dx 5 : Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang proses
penyakit dan perawatan diri
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan terjadi
peningkatan pengetahuan pada klien dengan KH :
-Klien paham dengan tentang proses penyakit dan regimen pengobatan
|
-Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar.termasuk orang terdekat.
-Terapkan dan nyatakan batas TD normal.jelaskan tentang hipertensi
dan efeknya pada jantung,pembuluh darah ,ginjal dan otak.
-Hindari mengatakan TD normal dan gunakan istilah”terkontrol
dengan baik “saat menggambarkan tekanan darah pasien TD pasien dalam batas
yang normal.
|
-kesalahan konsep dan menyangkal diagnose karena perasaan
sejahtera yang sudah lama dinikmati mempengaruhi minat pasien dan/orang
terdekat untuk mempelajari penyakit,kemajuan,dan prognosis.bila pasien tidak
menerima realitas bahwa membutuhkan pengobatan continue,maka perubahan
prilaku tidak akan dipertahankan.
Memberikan dasar untuk pemahaman tentang peningkatan TD dan
mengklarisifikasi istilah medis yang sering digunakan.pemahaman bahwa TD
tinggi dapat terjadi tanpa gejala adalah ini untuk memungkinkan pasien
melanjutkan pengobatan meskipun ketika merasa sehat.
-Karena pengobatan untuk pasien hipertensi adalah sepanjang
kehidupan,maka dengan penyampaian ide”terkontrol”akan membantu pasien untuk
memahami kebutuhan untuk melanjutkan pengobatan/medikasi.
|
- Evaluasi
Dx 1: Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak
terjadi iskemia miokard
Dx 2 : Sirkulasi tubuh tidak terganggu
Dx 3:Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat
Dx 4 :Nutrisi seimbang
Dx5:Klien terpenuhi dalam informasi tentang hipertensi
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Hipertensi heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk
menyebutkan penyakit jantung secara keseluruhan, mulai dari left ventricle
hyperthrophy (LVH), aritmia jantung, penyakit jantung koroner, dan penyakit
jantung kronis, yang disebabkan karena peningkatan tekanan darah, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
DAFTAR PUSTAKA
Dongoes,Marlynn.E.dkk.1999.Rencana
Asuhan Keperawatan,Ed-3,Jakarta:EGC
Rilantono,L.dkk.2002.Buku
Ajar Kardiologi,Jakarta:Universitas Indonesia
Smeltzer,C Suzanne
dan Bare,Brenda G.Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah,Ed-8,vol.2,Jakarta:EGC
Mansjoer,arif.dkk.2001.Kapita
Selekta kedokteran ,Ed-3, jilid I.Jakarta:FKUI Media Aesculapius
www.emedicine.com